Iman adalah suatu kepercayaan yang diyakini dalam hati, di ikrarkan dengan lisan dan diwujudkan dengan amal perbuatan. Dengan demikian iman itu bukan sekedar keyakinan atas kebenaran sesuatu, tetapi keyakinan itu harus dibuktikan dengan berbuat kebajikan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Misalnya iman kepada Allah tidak sekedar percaya adanya Allah, tetapi keyakinan itu harus diikuti dengan menaati perintah-perintah Nya dan menjauhi semua larangan Nya.
Iman yang belum diikuti dengan amal kebajikan adalah belum sempurna. Bahkan pada hakikatnya bukanlah iman, sebab iman itu harus menjadi sumbernya amal saleh yang dapat dilihat buktinya di dalam kehidupannya sehari-hari.
Kita wajib mengimani adanya Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, adanya hari akhir serta iman kepada qada dan qadar Allah. Allah memberikan gambaran tentang orang yang beriman dalam firman Nya sebagai berikut yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ini adalah mereka yang apabila disebut asma Allah, gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, bertambahlah iman mereka (karena Nya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal (yaitu orang-orang) yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka." (QS. Al Anfal : 2-3)
Selain tersebut dalam surat An Anfal diatas, tanda-tanda orang yang beriman itu antara lain : taat kepada Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua, berbuat baik kepada sesama manusia.
A. Taat kepada Allah
Taat kepada Allah adalah melaksanakan semua perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya. Orang yang beriman jika sudah benar-benar meyakininya dalam hati dan mengrikarkan dengan lisan, maka perbuatanya harus mencerminkan sikap taat pada Allah. Yang dimaksud dengan taat adalah bertaqwa kepada Allah sebagaimana firman Nya berikut ini yang artinya : "Kitab (Al Quran) ini tidak akan ada keraguan padanya. Petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat."(QS. Al Baqarah : 2-4)
Dalam surat yang lain Allah juga berfirman yang artinya : "(yaitu) orang-orang yng menfkahkan hartanya baik pada waktu lapang maupun pada waktu sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya dirinya sendiri, mereka ingat akan Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imran : 134-135).
Dari beberapa ayat diatas dapat kita ketahui bahwasanya tanda-tanda orang yang beriman itu antara lain bertaqwa (taat) kepada Allah. Sedangkan tanda-tanda orang yang bertaqwa adalah sebagai berikut :
- Percya pada hal-hal yang gaib
- Selalu melaksanakan shalat
- Menafkahkan sebagian harta yang dimiliki
- Percaya pada kitab Al Quran dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.
- Percaya akan adanya kehidupan akhirat
- Dapat menahan hawa nafsu dari sifat amarah.
- Selalu membuka pintu maaf bagi orang yang bersalah padanya.
- Pada waktu berbuat dosa, maka ingat pada Allah dan segera mohon ampun dan tidak akan mengulangi perbuatn dosa lagi
Apabila tanda-tanda orang yang beriman itu telah melekat pada diri setiap orang dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari itulah iman yang sebenarnya. Perbuatan orang beriman tercermin dalam perilakunya, ia akan selalu mentaati segala perintah Allah dan menjauhi semua larangan Nya.
Orang yang telah teguh pendiriannya dan konsekuen menjalankan tugas kewajibanya itu disebut orang yang bertaqwa. Dengan demikian, iman yang dibuktikan dengan amal yang benar dapat membentuk sikap dan sifat yang mulia. Misalnya, kejujuran, ikhlas, adil, sabar, dermawan dan lainya. Demikian pula iman yang benar itu dapat menjauhkan diri dari sifat tercela seperti dusta, riya', tamak, sombong, iri hati, dan lainya. Semua itu dilakukan karena mentaati perintah Allah dan mencari keridaan Nya.
B. Berbuat baik kepada Orang tua
Berbuat baik kepada orang tua (bapak ibu) hukumnya wajib. Hal ini mengingat betapa besar jasa orang tua terhadap kita. Merekalah yang mengasuh, mendidik, dan membesarkn dengan penuh kasih sayang. Oleh karena itu Allah memerintahkan agar berbuat baik kepadanya dan barang siapa yang durhaka pada mereka, maka perbuatnya termasuk dosa besar. Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya : "Maukah aku kabarkan kepadamu, tentang sebesar-besar dosa yaitu memperserikatkan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua dan berkata bohong (sumpah palsu)." (HR. Bukhari dan Muslim).
Sebagai orang yang beriman, terhadap orang tua hendaknya menghormati dan menyantuninya, baik orang tua kandung, orang tua angkat maupun mertua (orang-tua suami/istri). Adapun cara berbuat baik kepada orang tua, antara lain sebagai berikut :
- Selalu berbuat baik kepadanya
- Tidak boleh berkata "ah" atau "hush" kepada keduanya
- Tidak boleh membentak-bentak atau berkata kasar pada mereka.
- Bersikap sopan dan hormat pada mereka
- Merendahkan diri dan penuh kasih sayang kepada mereka
- Senantiasa mendoakan dan memohon kan ampun pada Allah
Hal tersebut sebagaimana telah dijelaskan Allah dalam firman Nya yang artinya : "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka. Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia, dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, wahai Tuhanku, kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka mengasihiku pada waktu aku kecil."(QS. Al Isra' : 23-24).
Kewajiban berbakti kepada ibu bapak dalam agama islam itu tidak terbatas ketika masih hidup, tetapi juga setelah mereka meninggal. Bagaimana cara berbakti kepada ibu bapak yang telah meninggal itu?
Perhatikan sabda Rasulullah saw yang artinya : "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah, ia bertanya: 'Hai utusan Allah, apakah kewajiban yang masih terpikul pada pundakku terhadap ibu bapakku setelah keduanya meninggal?' Beliau menjawab : 'Ya, menyalatkan jenazah mereka, mendoakan mereka, memohonkan mereka, memohonkan ampun untuk keduanya, melaksanakan janji mereka, menghormati sahabat-sahabat mereka, menyambung tali persaudaraan yang telah mereka rintis' ."(HR. Abu Daud).
Dari keterangan hadist di atas dapat disimpulkan bahwa cara berbuat baik kepada orang tua yang telah meninggal ada lima perkara, yaitu sebagai berikut :
- Menyalatkan jenazahnya
- Memohonkan ampun atas dosa-dosanya
- Melaksanakan janji atau wasiatnya ketika masih hidup
- Menghormati sahabat-sahabatnya yang masih hidup
- Memelihara tali persaudaraan yang telah dirintis.
Jadi, dalam berbuat baik kepada orang tua hendaklah dibuktikan dengan amal perbuatan yang baik. Melakukakan perbuatan baik ini harus dipraktikan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Caranya melakukan apa saja yang bisa menyenangkan orang tua sesuai dengan perintah Allah swt.
C. Berbuat baik kepada sesama manusia
Berbuat baik kepada sesama manusia termasuk tanda orang yang beriman. Islam telah memberikan tuntunan bagaimana cara berhubungan dengan Allah, dengan sesama manusia, dan cara berhubungan dengan alam sekitar. Orang yang dapat menjalin hubungan baik dengan ketiga hal tersebut, kehidupanya akan sempurna, tenang dan bahagia. Firman Allah swt yang artinya : "Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia ..."(QS. Ali Imran : 112).
Kewajiban setiap muslim terhadap sesama manusia lainya adalah saling menghargai dan menghormati. Manusia adalah ciptaan Allah sebagai makhluk yang paling sempurna. Maka tidak ada manusia yang paling mulia disisi Allah, kecuali yang paling tinggi takwanya.
Karena itu manusia di hadapan Allah sama, maka pantaslah bila manusia harus menghargai dan menghormati sesamanya. Sebaliknya sangat tercela sekali bila manusia berbuat sewenang-wenang dan berbuat tercela kepada sesamanya.
Berbuat baik pada sesama dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam semua segi kehidupan. Misalnya dengan cara saling menghormati, tolong-menolong, menghargai hak sesama, menyambung tali persaudaraan dan sebagainya. Sabda Nabi Muhammad saw yang artinya : "Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw, bersabda : "Hak seorang muslim kepada muslim lainya ada enam. Apabila engkau berpas-pasan denganya ucapkanlah salam kepadanya, apabila ia minta nasihat kepadamu, maka hendaklah kamu menasehati, apabila ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah, hendaklah kamu sambut dengan Yarhamukallah, apabila ia sakit hendaklah kamu jenguk, apabila ia mati hendaklah kamu antarkan jenazahnya ke kubur."(HR. Muslim).
Dari hadist diatas paling tidak ada enam hal yang dapat kita lakukan terhadap sesama manusia sebagai perwujudan dari sikap orang yang beriman.
- Mengucapkan salam bila saling bertemu
- Selalu memenuhi undangannya bila diundang
- Saling menasehati bila diperlukan
- Apabila ada yang bersin dan mengucapkan Alhamdulillah, maka yang mendengar hendaknya menyambut dengan Yarhamukallah.
- Menengok apabila ada yang sakit
- Menghantarkan jenazah ke kubur apabila ada yang meninggal dunia.
Dengan demikian untuk membuktikan bahwa kita termasuk orang yang telah berbuat baik kepada sesama, maka harus dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Berbuat baik kepada sesama merupakan tanda orang yang beriman dan sekaligus perintah Allah.