Shalat Sunat : Shalat Gerhana, Shalat Istisqa dan Shalat Istikharah

Shalat Sunat : Shalat Gerhana, Shalat Istisqa dan Shalat Istikharah


A. Shalat gerhana

Shalat gerhana  adalah shalat 2 rakaat ketika terjadi gerhana bulan atau matahari dan shalat itu ada dua macam yaitu shalat gerhana matahari dan shalat gerhana bulan. Shalat gerhana hukumnya sunat muakkad (sunat istimewa) bagi laki-laki dan perempuan. Shalat gerhana sebaiknya dikerjakan secara berjamaah dan dilakukan dua rakaat, tiap rakaat dua kali rukuk.

1. Dasar Hukum Shalat Gerhana

Shalat gerhana yang dilakukan ketika terjadi gerhana bulan atau gerhana matahari. Di masa Rasulullah gerhana pernah terjadi, lalu nabi mengajak kaum muslimin untuk mengadakan shalat. Dalam hadist diceritakan yang artinya : "Telah terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrahim putra Rasulullah SAW, maka berkatalah manusia" telah terjadi gerhana matahari karena wafatnya nabi ibrahim, karena itulah bersabdalah rasulullah : Bahwasanya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Allah Memperpertakutkan hamba-hambaNya dengan keduanya. Gerhana keduanya (martahari dan bulan) bukanlah karena matinya seseorang atau karena hidupnya. Karena it apabila kamu melihat sesuatu dan yang demikian hendaklah kamu bershalat dan berdoa, sehingga habis gerhana." (HR. Bukhari Muslim).

Dari pengertian yang diberikan hadist diatas, bahwa Nabi Muhammad SAW memperingatkan kepada umat islam apabila terjadi gerhana hendaklah melakukan shalat dan berdoa. Disamping itu, Nabi mengingatkan umat islam agar peristiwa gerhana itu tidak dikaitkan dengan masalah lain, sebab gerhana adalah peristiwa alam sebagai karunia illahi. Hadist ini sekaligus menjaga umat islam dari bahaya yang dapat merusak aqidah dari memperserikatkan Allah.

Sehubungan dengan hadist di atas, para ulama ahli hukum islam menyatakan, bahwa shalat gerhana hukumnya sunat muakad artinya istimewa dan sebaiknya kaum muslimin melakukanya.

Pelaksanaan shalat gerhana juga pernah di lakukan para sahabat seperti yang disebutkan imam syafii sebagai berikut yang artinya "Telah terjadi gerhana bulan, ketika Ibnu Abas menjadi Amir di bashrah, maka keluarlah beliau lalu bershalat 2 rakaat, tiap-tiap 1 rakaat 2 ruku. Kemudian mengendarai kendaraannya dan berkata: bahwasanya aku bershalat sebagaimana aku melihat Rasulullah SAW mengerjakanya" (HR. Asysyafi'i).

2. Cara melaksanakan shalat gerhana
  1. Waktu shalat gerhana dimulai dari gerhana sampai gerhana berakhir. Ketika terjadi gerhana disunatkan membaca  takbir, mengerjakan shalat gerhana, berdoa, bersedekah dan membaca istighfar. (meminta ampunan).
  2. Niat membaca. "Usalli sunatalkusufil khusufi ra' 'ataini mustaq' bilalqib' latima' muman lillahita'ala". Yang artinya : "Sengaja aku shalat gerhana matahari/gerhana bulan dua rakaat menghadap kiblat mengikuti Imam karena Allah."
  3. Pada rakaat pertama, setelah takbiratul ikhram, membaca Al Fatihah , membaca surat (ayat) dan ruku, lalu berdiri kembali membaca Al Fatihah dan surat (lebih pendek ayatnya dari bacaan pertama), kemudian rukuk dan terus menyelesaikan rakaat pertama seperti shalat biasa.
  4. Mengerjakan rakaat kedua seperti rakaat pertama, dilanjutkan dengan tasyahud, salawat kepada Nabi dan salam
  5. Bacaan Al Fatihah dan surat dalam kedua rakaatnya itu boleh nyaring (jahar) dan boleh pula tidak nyaring (sir), hanya bukhari berkata : " Bacaan nyaring lebih sahih". Dalam sebuah hadist yang artinya Dari Aisyah, ia berkata, "Nabi SAW telah menjelaskan bacaan (nyaring) dalam shalat gerhana (HR. Bukhari dan Muslim).
  6. Khutbah, isi khutbah adalah nasehat sesuai dengan kepentingan waktu itu, seperti menyuruh jamaah bertaubat dari segala kesalahan, menyuruh beramal kebaikan seperti bersedekah, berdoa dan meminta ampun kepada Allah SWT, sebagaimana yang dinyatakan dalam hadist : yang artinya : Dari Aisyah, ra, ia berkata, "Nabi SAW bersabda,  bahwa matahari dan bulan adalah dua diantara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana karena matinya atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah, bersedekahlah, bacalah takbir dan shalatlah" (HR. Bukhari dan Muslim)
B. Shalat Istisqa'

Shalat Istisqa' adalah shalat meminta hujan ketika musim kemarau panjang dan tak pernah hujan. Meminta hujan itu ada tiga cara :
  1. Berdoa saja tanpa shalat, baik sendiri maupun bersama-sama. Hal ini berdasarkan hadist yang artinya "Dari Ibnu Abas ia berkata : "Seorang arab badui datang kepada Nabi SAW lalu berkata Hai Rasulullah, saya datang dari suatu kaum , pengembalanya tidak dapat rumput (karena musim kemarau) dan sapi jantan tidak sanggup menggerakkan ekornya (karena kurus), lalu Nabi naik ke mimbar, memuji Allah kemudian berkata" Ya Tuhan kami, berilah kami hujan yang menghilangkan kesulitan, baik lagi menyuburkan, merata lagi banyak dengan cepat tidak terlambat." (HR. Ibnu Majah).
  2. Imam berdoa dalam khutbah Jumat dan jama'ah mengamini doa imam. Hal ini berdasarkan hadist yang artinya Dari Syarik dari Anas, bahwa seorang laki-laki masuk masjid pada hari Jumat ketika Rasulullah SAW sedang berdiri membaca khutbah, lalu ia berkata : Telah rusak harta benda dan terhenti perdagangan, berdoalah bagi kami supaya turun hujan. Rasulullah mengangkat kedua tanganya, kemudian berdoa : "Ya Allah berilah kami hujan, ya Tuhan berilah kami hujan." (HR. Bukhari dan Muslim).
  3. Yang lebih sempurna ialah dengan mengadakan shalat istisqa dua rakaat.

Adapun cara mengerjakan shalat Istisqa
  1. Sebelum keluar ke lapangan untuk mengadakan shalat istisqa berpuasa selama empat hari berturut-turut
  2. Pada hari keempat dalam keadaan berpuasa pagi-pagi semua penduduk laki-laki dan perempuan sampai anak-anak dan orang lemah (jika memungkinkan) keluar lapangan dengan memakai pakaian biasa (sederhana) berjalan dengan merendahkan diri dan benar-benar mengharapkan pertolongan Allah SWT.
  3. Sebelum datang ke lapangan hendaklah ada orang yang memberi nasehat, supaya para penduduk bertaubat dari segala kesalahan dan kedhaliman serta beramal yang baik.
  4. Sampai dilapangan mengadakan shalat 2 rakaat dengan berjamaah dan waktunya kapan saja asal tidak waktu dilarang shalat.
  5. Meniatkan shalat sunat istisqa
  6. Pada rakaat pertama setelah membaca Al Fatihah lalu membaca ayat dan dianjurkan membaca surat Al A'la dan pada rakaat kedua suratnya Al Ghasiyah
  7. Setelah salam iman berkutbah
  8. Kutbah dimulai dengan membaca Astadgfirullah 9x pada kutbah pertama dan 7x pada kutbah kedua, kemudian pujian bagi Allah, syahadat dan salawat, lalu mengajak seluruh jamaah bertaubat dan imam memberi nasehat sesuai dengan kondisi yang ada.
  9. Selesai imam kutbah imam dan makmum memutar kainya yang sebelah kanan menjadi sebelah kiri dan sebelah kiri menjadi sebelah kanan, lalu dengan menghadap kiblat berdoa. 
  10. Lafal doa Rasulullah SAW, (Menurut Riwayat Bukhari dan Muslim dan riwayat Ahmad dan Baihaqi), adalah : "Aullohumma aghisnaa aullohumma aghisnaa aullohumma asyqinaa aullohumma asyqinaa aullohumma asyqinaa ghaitsan mughiitsan murii 'aan thobaqaan 'aa jilan ghaira ra itsin naa fi'aan ghoira dhori" Artinaya: "Wahai Tuhanku! tolonglah akan kami, wahai Tuhanku! tolonglah kami, Tuhanku! siramilah kami, wahai Tuhanku! siramilah kamii. (HR. Bukhari dan Muslim). "Wahai Tuhanku, siramilah kami dengan hujan yang menyegarkan, yang menyuburkan, yang berlapis-lapis, yang cepat, tidak berlambat-lambat, yang bermanfaat tidak memberi mudharat. (HR. Ahmad dan Baihaqi).
  11. Mengusap muka dengan dua tangan sesudah selesai berdoa. Hal ini berdasarkan hadist yang artinya : Dari Umar, adalah Rasulullah SAW bila menadahkan tanganya dalam berdoa, maka tidak mengembalikannya hingga dia mengusap mukanya dengan tanganya itu (HR. Turmuzi).
  12. Sebelum salat terlebih dahulu berniat dengan membaca : "Usholli sunnatal istisqaa ijaa mi 'a tan lillahita 'ala" Artinya : "Sengaja aku shalat Sunat Istisqa' berjamaah karena Allah taala"
C. Shalat Istiqarah

1. Pengertiaan Shalat Istikharah

Kata istikharah dalam bahasa Arab berarti minta dipilihkan petunjuk. Seorang teman meminta tolong kepada temanya untuk memilihkan mana buku bacaan yang terbaik dari buku bacaan yang ada. Ini dinamakan perbuatan istikharah. Seseorang mau melakukan istikharah biasanya apabila ia merasa ragu untuk memilih, sehingga meminta bantuan orang lain atau temanya. Demikian juga halnya minta petunjuk yang baik kepada Allah. Apa bila manusia tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapkan dengan akal dan pikiran maka ia mengadukan masalah tersebut kepada Allah, agar Allah dapat membantu memilihkan keputusan mana yang lebih baik yang harus diambil. Cara meminta pilihan kepada Allah itu dapat dilakukan dengan melaksanakan shalat sunat 2 rakaat.

Shalat sunat 2 rakaat inilah yang disebut shalat Istikharah artinya shalat sunat 2 rakaat dengan maksud memohon petunjuk kepada Allah terhadap masalah yang diragukan apakah baik atau tidak baik untuk dilaksanakan olehnya.

2. Fungsi dan Tujuan Shalat Istikharah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah yang diberi akal sebagai alat berfikir untuk mempertimbangkan mana pkerbuatan yang baik dan bermanfaat baginya dan mana perbuatan yang buruk yang tidak ada bermanfaat baginya. Namun kadangkala akal tersebut menghadapi masalah yang tidak dapat dipecahkan olehnya walaupun sudah diusahakan dengan semaksimal mungkin. Disinilah perlunya usaha memohon petunjuk kepada Allah mana yang baik untuk dilaksanakan bagi manusi. 

Problema manusia semenjak ia diahirkan ke dunia sangat kompleks dan kadangkala silih berganti. Sepanjang masalah tersebut dapat diselesaikan oleh akal, maka manusia masih dapat hidup dengan tenang. Tetapi kenyataanya tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan akal, karena akalpun mempunyai keterbatasan. Lalu apa usaha yang dapat dilakukan? Pertanyaan ini sering muncul dalam kehidupan manusia, manakala ia menemukan jalan buntu, disinilah keagungan ajaran islam itu tampak. Nabi Muhammad menganjurkan umatnya agar melakukan shalat istikharah (shalat minta dipilihkan). Anjuran Nabi ini berkaitan dengan usaha manusia yang diluar jangkauan ibadahnya. 

Shalat istikharah adalah salah satu jalan untuk menentramkan hati yang resah. Kegelisahan yang diderita seseorang terhadap sesuatu yang tak kunjung selesai diputuskan apabila dibiarkan berlanjut dapat berakibat jiwa menjadi goncang. Dalam hal seperti demukian, hamba yang patuh tidak akan mau berputus asa. Ia berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah, dengan cara mengerjakan ibadah-ibadah dan amaliah yang dapat mendekatkan seseorang kepadaNya. Salah satu diantara ibadah tersebut ialah mengerjakan shalat sunat seperti shalat istikharah pada tengah malam yang sunyi . Ketika Manusia sedang tidur dan dunia hening tanpa ada suara yang hiruk pikuk, pada saat itu seorang hamba Allah memanjatkan doa dan mengadukan nasibnya kepada Yang Maha Kuasa . Hati yang teguh disertai keyakinan yang kuat akan kebenaran agama Islam, niscaya semua kesulitan akan terpecahkan secara baik. Disinilah terlihat fungsi yang jelas shalat istikharah, yakni memberikan arah dan ketentraman kepada jiwa yang sedang kalut. Allah akan memberikan petunjuk atau jalan atas apa yang umat manusia resakan melalui rahmat dan safaat Nya kepada hati sanubari manusia. Hati sanubari inilah kemudian yang menggerakan raga manusia untuk memilih salah satu yang ditunjuk Allah.

Tujuan akhir dari shalat istikharah adalah meminta dipilihkan kepada Allah diantara berbagai alternatif masalah dan jawaban yang tidak sanggup ditentukan oleh akal pikiran manusia. Namun manusia juga harus ingat, manakala setelah selesai mengerjakan shalat istikharah dan persoalan juga tidak kunjung terpecahkan, atau petunjuk Allah belum datang. Yang salah bukan Allah, mungkin kita belum memenuhi syarat dan kriteria agar suatu doa akan dikabulkan. Mungkin jika hanya masalah waktu. Ada hal yang tidak dapat diperkirakan oleh akal manusia, yakni gerak Allah membantu hambaNya. Begitu juga manusia kadang-kadang tidak sadar, bahwa ia sedang menikmati suatu karunia Allah. 

3. Cara melakukan shalat Istikharah 
  • Sebelum shalat Sebelum melaksanakan shalat, seseorang harus berwudlu dan bersih dari hadas, sebagaimana berlaku pada shalat biasa. Sebelum membaca takbiratul ihram (membaca Allahu Akbar) harus berniat, boleh berbahasa Indonesiadan juga bahasa lainya. Inti dari niat itu adalah bermaksud mengerjakan shalat sunat istikharah karena Allah (ahar mendapat petunjuk dari Allah). Adapun dalam bahsa arab dapat digunakan sebutan sebagai berikut : " usholli sunnatal istikhoorati lillaahita 'aala."
  • Waktu Shalat istikharah dapat dilakukan kapan saja manusia menginginkan. Tetapi sebaiknya dilakukan pada waktu tengah malam ketika suasana sudah tenang. Pertimbanganya antara lain, karena waktu itu adalah paling tenang untuk berdialog dengan Allah serta jiwa dapat dikonsentrasikan secara penuh. 
  • Cara Shalat Istikharah 
  1.  Sebelum berniat, membaca Takbir (Allahu Akbar) seperti shalat biasa 
  2.  Membaca Al Fatihah, membaca ayat (sama dengan shalat biasa) 
  3.  Ruku dan itidal dengan bacaan seperti shalat biasa.
  4.  Sujud, duduk antara dua sujud serta pada rakaat akhir (rakaat kedua membaca seperti shalat biasa) 
  5. Setelah selesai shalat, lalu berdoa. Pada waktu berdoa itulah disampaikan apa yang diinginkan. Dan inti dari istikharah pada waktu tersebut. Isi doa tergantung kepada keinginan masing-masing orang, boleh berbahasa indonesia atau yang lain.

 Namun dalam salah satu hadist Nabi menganjurkan doa isikharah adalah sebagai berikut : 

"Warawalbukhooriyu 'anjaabirin qala : kanarasuulullahi shollaulohu 'alaihi wa sallama yaqulu : idzahamma akhadukumbilamri falyarka'rak 'ataini minghoirilfaridloti tsummalyaqul : " Allahumma astakhiruka bi 'imilka wa astaq'diruka biqud' ratika wa asaluka min fadh' likal 'adzimi fainnaka taq'diru walaa aq' diru wata' lamu walaa ak lamu wa anta 'allamulghuyubi. Allahumma inkunta taklamu anna haadzalahra khoirun lifidiini wama'aa syi wa 'aaqibatiamri. Auqaala : 'ajili amri waaa jilihi faaq' dir huli wa yassirhuli tsummaa baa rik lifiihi wainkunta ta'lamu annahaa dzal ahrasyarrunlifidii ni wa ma 'aasyi wa 'a qibatiamri faashrifhu 'anni washrifni 'anhu waq' dirliyalkhoira khaitsukana tsummaradhdhini bih." 

Artinya : Dan diriwayatkan oleh bukhari dari Jabir berkata : "Adalah Rasulullah SAW berkata : Apabila bercita-cita seseorang kamu akan mengerjakan sesuatu hendaklah ia shalat dua rakaat (sunat), selain dari shalat fardu. Kemudian bacalah doa yang tersebut dalam hadist ini yang artinya : Ya Allah, saya minta pilihanmu dan saya mengharapkan dengan kekuasaan Mu dan saya mohon dari karunia Mu yang besar, engkau yang berkuasa sedang aku tidak berkuasa, sesungguhnya Engkau yang mengetahui sedang aku tidak mengetahui. Engkau ya Allah mengetahui segala sesuatu yang gaib. Ya Allah, kalau Engkau mengetahui bahwasanya urusan ini baik bagiku, di dalam agamaku dan penghidupanku serta akibat urusanku , atau beliau SAW bersabda cepat dan lambat, takdirkanlah dia bagiku dan mudahkanlah bagiku, kemudian berkatilah bagiku di dalamnya. Dan jika menurut pengertian Engkau urusan ini berbahaya bagiku dan agamaku, dan penghidupanku, serta akibatnya, maka hindarkanlah dia daripadaku , dan jauhkanlah diriku daripadanya. Dan tentukanlah yang baik untukku, bagaimana adanya. Kemudian jadikanlah aku orang yang rida dengan pemberian itu "(HR. Bukhari).
Terima kasih sudah membaca Shalat Sunat : Shalat Gerhana, Shalat Istisqa dan Shalat Istikharah ,Silahkan bagikan artikel ini Shalat Sunat : Shalat Gerhana, Shalat Istisqa dan Shalat Istikharah jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Posting Komentar

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku2.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger