Jujur

Jujur


A. Ajaran agama islam tentang kejujuran

Jujur adalah suatu sikap atau perbuatan yang sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar selalu menerapkan sikap jujur dalam segala hal. Sebab kejujuran akan membawa keselamatan, juga merupakan sikap dan sifat Rasulullah yang perlu kita teladani. Beliau mendapat gelar Al amin itu karena kejujuranya dan karena beliau dapat dipercaya. Firman Allah swt yang artinya "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? " (QS. As Saf : 2).

Kebalikan sifat jujur adalah dusta atau bohong, yaitu suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan kenyataannya, atau mengatakan sesuatu yang tidak pernah ia perbuat. Kedustaan dan kebohongan akan membawa kepada kenistaan dan akan mempersulit kehidupan mereka. Selain itu Allah juga akan membenci orang yang berbuat tidak jujur atau bohong. Firman Allah swt yang artinya : "Allah besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu perbuat." (QS. As Saf : 3)

Islam mengajarkan kita selalu berbuat jujur dalam kehidupan sehari-hari. Allah sangat membenci orang yang hanya bisa berkata dan memerintah orang lain, tetapi tidak melaksanakan sendiri apa yang diucapkannya. Rasulullah merupakan contoh yang patut diteladani dalam segala sikap dan perbuatanya.

Rasulullah adalah suri tauladan yang paling mulia dan dihormati katena kejujuranya. Beliau tidak pernah menyuruh orang lain berbuat sesuatu, sebelum beliau memberikan contoh peebuatanya. Karena itu beliau memperoleh beberapa gelar yang terpuji, baik gelar itu dari Allah, para sahabat, maupun orang lain. Sabda Nabi saw : yang artinya "Sesungguhnha kebenaran atau kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan seseorang membiasakan dirinya berkata benar, sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang benar. Dan dusta membawa orang kepada dosa , sedangkan dosa membawa ke neraka. Dan seseorang suka berdusta , sehingga tercatat di sidi Allah sebagai pendusta ." (Muttafaqun Alaih)

Dari firman Allah dan hadist Nabi tersebut di atas, maka sudah jelas perbedaan antara keduanya. Yaitu bagaimana manfaatnya orang yang bersikap jujur dan bagaimana pula kerugian atau mudharat jika kita suka berdusta. Sebab kejujuran akan menjadikan kita sebagai orang yang : 
  1. Memperoleh keridhaan dari Allah
  2. Mudah bergaul dan hidup damai dalam masyarakat
  3. Akan tetap dipercaya orang lain
  4. Hidupnya menjadi tenang dan tentram. Karena tidak diliputi rasa bersalah baik pada diri senidiri maupun pada orang lain.
B. Peranan Kejujuran dalam Kehidupan

Kejujuran sangatlah besar peranannya dalam kehidupan manusia sehari-hari, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kehidupan dalam bermasyarakat. Dengan selalu melakukan perbuatan jujur, maka di dalam melaksanakan apa saja akam merasa tenang, yakin, mantap, dan tidak pernah ragu-ragu atau was-was. Sabda Nabi saw yang artinya : "Tinggalkanlah apa yang kau ragukan, kepada apa yang tidak kau ragu-ragukan (kerjakan apa yang tudak kau ragu-ragukan). Sesungguhnya kebenaran membawa ketenangan dan dusta itu menimbulkan keragu-raguan." (QS. HR. Ahmad, Turmuzi dan Ibnu Hibban).

Hadist di muka menjelaskan bahwa kita harus tegas menghadapi sesuatu dan tidak boleh ragu-ragu. Setiap yang meragukan harus ditinggalkan dan semua yang benar dan tidak ragu-ragu harus dilaksanakan. Sebab setiap yang diyakini kebenaranya akan mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya semua yang belum diyakini kebenaranya akan mendatangkan keragu-raguan.

Selain mendatangkan ketenangan dalam hidup kita, kejujuran juga mempunyai beberapa kemanfaatan dalam hidup kita. Orang yang jujur akan disenangi dan dipercayai orang banyak. Kalau orang banyak sudah menaruh rasa percaya pada diri kita, janganlah sekali-kali kita menyalahgunakan kepercayaan tersebut. Sebab kepercayaan dari orang lain merupakan modal utama dalam hidup bermasyarakat.

Misalnya dalam hal jual beli, seorang pedagang yang jujur, ia akan memiliki banyak langganan dan tidak akan dicela oleh para pembelinya. Selain itu jual beli yang didasari dengan kejujuran akan mendapatkan berkah dari Allah swt. Sabda Nabi saw yang artinya : "Penjual dan membeli keduanya bebas belum terikat selagi mereka masih belum berpisah. Maka jika benar dan jelas keduanya diberkahi jual-beli itu, tetapi jika menyembunyikan dan berdusta maka terhapus jual-beli itu " (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadist di atas dapat kita ketahui bahwa dalam berjual beli antara penjual dan pembeli hendaknya terbuka dan jujur. Jika barangnya ada yang cacat harus ditunjukan, tidak usah ditutup-tutupi atau disembunyikan, karena itu akan merugikan pada pihak pembeli. Dan dengan cara yang jujur itu akan dapat menjaga keutuhan dan persaudaraan antar sesama. Artinya, diantara mereka tidak ada yang merasa menyesal karena dirugikan atau tertipu.




Terima kasih sudah membaca Jujur ,Silahkan bagikan artikel ini Jujur jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Posting Komentar

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku2.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger